Perdana Menteri Jamaika (2014)
Wanita Pertama Kepala Pemerintahan Jamaika Raih Kembali Jabatan Perdana Menteri
Wanita pertama Perdana Menteri Jamaika periode 2006-2007, Portia Simpson Miller kembali memimpin negaranya setelah Partai Rakyat Nasional (PNP: People’s National Party) yang dipimpinnya memenangi pemilu 2011. Pada pemilu tanggal 29 Desember 2011 tersebut, PNP meraih 463.232 (53,28%) suara atau 42 kursi di Parlemen. Saingan terdekatnya, Partai Buruh Jamaika (JLP: Jamaica Labour Party) pimpinan Andrew Michael Holness atau dikenal Andrew Holness (Menteri Pendidikan periode 11 September 2007–1 Januari 2012 dan Perdana Menteri periode 23 Oktober 2011–5 Januari 2012) meraih 405.234 (46,61%) atau 21 kursi. Perolehan kursi PNP naik dari pemilu sebelumnya sejumlah 28 kursi. Sedang, JLP mengalami penurunan 11 kursi dari sebelumnya berjumlah 32 kursi. Empat peserta pemilu lain termasuk dari independen tidak mendapatkan kursi dengan persentase di bawah 1 persen.
Portia Simpson Miller (lengkapnya, Portia Lucretia Simpson-Miller) lahir di Wood Hall (Jamaika) pada tanggal 12 Desember 1945. Ia belajar di Union Institute & University (UI&U) dan menikah dengan Errald Miller, mantan CEO Cable & Wireless Jamaika Ltd. Pada 29 Mei 2006, ia memperoleh gelar Orde Bangsa (Order of the Nation), sedang suaminya bergelar “Yang Mulia” (The Most Honourable).
Simpson-Miller pertama kali terpilih di Parlemen pada pemilu 15 Desember 1976 dari konstituen Barat Selatan St Andrew Parish untuk Partai Rakyat Nasional. Pada pemilu 15 Desember 1983, PNP melakukan boikot. Dia terpilih kembali di Parlemen pada pemilu 9 Februari 1989. Ia menjabat Menteri Tenaga Kerja, Kesejahteraan, dan Olahraga (1989-1993), Menteri Tenaga Kerja dan Kesejahteraan (1993-1995), Menteri Tenaga Kerja, Jaminan Sosial dan Olahraga (1995-Februari 2000), Menteri Pariwisata dan Olahraga (Februari 2000-Oktober 2002), dan Menteri Pemerintahan Lokal dan Olahraga sejak Oktober 2002.
Selama periode 1978-2006, dia menjabat wakil presiden PNP. Pada pemungutan suara internal PNP untuk memilih penggantinya Percival Noel James Patterson atau dikenal PJ Patterson (Perdana Menteri ke-6 periode 30 Maret 1992–30 Maret 2006) yang diselenggarakan pada 26 Februari 2006, dia mendapatkan 1.775 suara. Sementara, saingannya terdekat, Dr Peter Phillips yang menjabat menteri keamanan meraih 1.538 suara. Dia berhasil mengumpulkan sekitar 47% pemilik suara, sehingga menjadikannya sebagai Presiden PNP pertama yang dipilih oleh kurang dari setengah delegasi yang memenuhi syarat. Pada Juli 2008, Simpson-Miller kembali berhadapan dengan Phillips dalam pertarungan meraih posisi tertinggi di PNP. Pemilihan diselenggarakan antara delegasi partai pada 20 September 2008. Dia terpilih kembali sebagai Ketua PNP untuk dua tahun secara berturut-turut dengan margin lebih tinggi dari pemilihan sebelumnya.
Dia menggantikan Perdana Menteri Patterson pada 30 Maret 2006 dan menjadi kepala pemerintahan wanita pertama di Jamaika. Ia juga menjadi wanita ketiga di Anglophone Karibia setelah Dame Mary Eugenia Charles atau dikenal Eugenia Charles (Perdana Menteri Dominika periode 21 Juli 1980–14 Juni 1995) dan Janet Jagan (Perdana Menteri Guyana periode 6 Maret 1997–19 Desember 1997 dan Presiden Guyana ke-6 periode 19 Desember 1997–11 Agustus 1999). Dalam pengangkatan kabinet pertama setelah pengambilan sumpah, dia juga diasumsikan portofolio menteri pertahanan.
Pada pemilu 3 September 2007, partainya kalah tipis. PNP meraih 405.293 (49,64%) atau 28 kursi Parlemen (turun 6 kursi) dari pemilu sebelumnya. Sementara, saingan terdekatnya, JLP pimpinan Orette Bruce Golding atau dikenal Bruce Golding (Perdana Menteri ke-8 periode 11 September 2007–23 Oktober 2011) mendapatkan 410.438 (50,27%) suara atau 32 kursi (naik 6 kursi dari pemilu sebelumnya). Selisih perolehan kursi semula 27:33, kemudian diperbaiki menjadi 28:32 setelah seorang anggota parlemen pemerintah yang memiliki kewarganegaraan ganda menceritakan ketidaklayakannya mengenai keputusan pemilu.
Hilangnya pengaruh Simpson-Miller dikaitkan dengan perencanaan dan pelaksanaan kampanye partai saingan terdekatnya. Satu iklan menyoroti kondisi menyedihkan di konstituen Simpson-Miller di Barat Selatan St Andrew. Wawancara secara kontroversial dan diskusi seputar isu kompetensinya sebagai pemimpin. Semula, Simpson-Miller menolak mengakui kekalahan dan menyatakan voting. Organisasi Negara-negara Amerika mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa pemilu berlangsung bebas dan adil. “Saya percaya pemilu dalam pengawasan internasional,” kata asisten OAS sekretaris jenderal Albert Ramdin yang memimpin tim pengamat internasional pemantau pemilu. Pada 5 September 2007, Simpson-Miller mengakui kekalahannya. Pada 11 September 2007, Simpson Miller menggantikan Bruce Golding sebagai Perdana Menteri. Bruce Golding meletakkan jabatan pimpinan partai kepada penerusnya, Andrew Holness.
Pada 5 Desember 2011, saingannya, Perdana Menteri Holness Andrew dari JLP meminta Gubernur Jenderal Sir Patrick Linton Allen (dikenal Patrick Allen) untuk membubarkan Parlemen, sehingga memungkinkan dilaksanakan pemilu dini meskipun secara konstitusional dilaksanakan pada September 2012. Pemilu awal kemudian ditetapkan pada tanggal 29 Desember 2011. Sehari sebelum pemilu, Simpson-Miller sepenuhnya mendukung hak-hak LGBT (Lesbian, gay, bisexual, transgender) di Jamaika dalam debat televisi. Akibatnya, 11 jam sebelum pemungutan suara, hal tersebut cukup menimbulkan kontroversi.
Pada penghitungan awal suara di hari pemilu 29 Desember, terlihat bahwa PNP dapat mengumpulkan sejumlah besar konstituen mengambang. Menjelang malam, surat kabar harian The Jamaica Observer menyatakan PNP meraih 41 dari 63 konstituens. Hasil pemilu resmi dari Gedung Pemilihan Umum Jamaika (EOJ: Electoral office of Jamaica), atas permintaan Gubernur Jenderal Simpson-Miller diperintahkan membentuk pemerintah baru atas restu Ratu untuk masa jabatan kedua secara tidak berturut-turut sebagai Perdana Menteri. Dia menjadi tokoh yang kedua dalam jabatan itu secara tidak berturut-turut setelah Michael Norman Manley atau dikenal Michael Manley (10 Desember 1924–6 Maret 1997, Pemimpin Oposisi periode 1 November 1980–10 Februari 1989 dan 1969–9 Maret 1972 serta Perdana Menteri ke-4 periode 10 Februari 1989–30 Maret 1992 dan 2 Maret 1972–1 November 1980).
Monarki telah mensyahkan Simpson-Miller sebagai kepala negara terpilih. Dia menjadi kepala kedua pemerintah yang secara terbuka mendukung republikanisme setelah Percival Patterson. Ia menjanjikan mengubah sistem kenegaraan agar menjadi Republik Jamaika dalam ulang tahun kemerdekaan ke-50. Setelah ambivalensi pada masa jabatan periode pertama, Simpson-Miller menjadi kepala pemerintahan pertama dalam sejarah negaranya yang secara resmi mendukung hak-hak sipil Jamaika bagi kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender seperti yang dikampanyekan menjelang pemilu. Ia secara resmi memulai jabatan periode kedua pada tanggal 5 Januari 2012. Pada 2011, dia meraih penghargaan Gleaner sebagai Person of the Year oleh The Gleaner dan Observer.