Kebun Binatang Surabaya - pengetahuanku, ada disini!!!

Rabu, 14 Mei 2014

Kebun Binatang Surabaya


Kebun Binatang Surabaya atau KBS
Kebun Binatang Surabaya (KBS) berlokasi di Surabaya Selatan adalah salah satu kebun binatang yang populer di Indonesia, terletak di Jalan Setail No. 1 Surabaya. KBS memiliki berbagai jenis binatang tropis. Selain itu terdapat pula Aquarium, karantina toxidemi dan ruang nokturama (binatang malam). KBS merupakan kebun binatang yang terbesar di Asia Tenggara. Didalamnya terdapat lebih dari 300 spesies satwa yang berbeda dan terdiri lebih dari 4300-an binatang.  Termasuk didalamnya satwa langka Indonesia maupun dunia yang terdiri dari Mamalia, Aves, Reptilia, Pisces.

KBS merupakan tempat wisata yang menarik karena faktor letaknya yang berada di tengah-tengah kota Surabaya, diantara kesibukan kota metropolis ternyata masih dapat kita temukan tempat berbagai macam satwa yang sebagian besar biasanya hidup di alam bebas, hal ini dapat menjadi semacam tolak ukur bagi manusia untuk tetap menjaga keseimbangan alam dalam melestarikan satwa dan juga bagi anak-anak kecil.
 
Mengunjungi KBS merupakan bagian pendidikan yang secara tidak langsung berguna untuk mengenal berbagai macam satwa yang ada supaya tertanam sejak dini perasaan mencintai seluruh alam dan isinya. Selain itu, KBS merupakan taman satwa yang artinya tempat atau wadah dengan fungsi utama konservasi ex-situ yang melakukan usaha perawatan dan penangkaran berbagai jenis satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pengembangan IPTEK serta untuk sarana rekreasi alam yang sehat.

Sasaran akhir taman satwa ini adalah : memperluas pemahaman dan apresiasi masyarakat tentang fungsi taman satwa, meningkatkan upaya kesejahteraan satwa, menciptakan kaitan antara konservasi ex-situ dengan in-situ, membentuk jaringan global antar taman satwa. Program pendidikan dan penelitian di Kebun Binatang Surabaya melaksanakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan wahana keilmuan bagi masyarakat dan merupakan laboratorium hidup untuk lebih mencintai dan menghargai flora dan fauna sebagai kekayaan alam milik kita bersama.

Selama ini pada hari minggu atau hari-hari libur lainnya, KBS selalu dipenuhi pengunjung yang datang dari berbagai daerah, kota, bahkan turis mancanegara.  Kalau dilihat sepintas perkembangan Kebun Binatang Surabaya sangat baik dan pantas untuk dibanggakan sebagai obyek wisata di Jawa Timur dan di Surabaya pada khususnya.

Falsafah KBS

Aneka Binatang yang bertebaran hidup dibumi adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan bermanfaat bagi manusia dan keseimbangan alam sebagai sifat pengejahwantahan sifat Maha Pemurah dan Maha Pengasih dari Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh ciptaanNya.

Sejarah KBS
Didirikan berdasar SK Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916 No. 40, dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun Botani dan Binatang Surabaya) atas jasa seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang.  Dari segi  finansial H.F.K Kommer mendapat bantuan dari beberapa orang yang mempunyai modal cukup.

Lokasi Berdiri KBS
Lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916, kemudian pada tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo.  Dan pada tahun 1920 pindah ke daerah Darmo untuk areal kebun binatang yang baru atas jasa OOST-JAVA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ atau Maskapai Kereta Api yang mengusahakan lokasi seluas 30.500 m2.
Letak Geografis KBS
07°   17’  34”   LS   dan     07°  17’  51”  LS
112°   34’  56”  BT  dan   112°  35’  15”  BT

Jarak dari pusat kota:+ 5 km
Jarak dari laut :+ 12 km
Curah hujan rata-rata:127 mm3/ml
Ketinggian:3 – 6 m dpl
Suhu udara rata-rata/tahun:27,6 °C
Kelembapan rata-rata/tahun:74 %
Struktur tanah:Lapisan Aluvial
Jenis Musim:Musim khusus


Luas Wilayah KBS dipergunakan untuk :
Hijauan dalam sangkar:3,1 ha   (20,7 %)
Hijauan luar sangkar:1,8 ha   (12 %)
Hijauan ruang terbuka:4,9 ha   (37,7 %)
Jalan:0,8 ha   (5,3 %)
Saluran air:0,2 ha (1,3 %)
Kolam dan bangunan:2,5 ha (16,7 %)
Sangkar satwa:1,7 ha (11,3 %)
Parkir:1 ha

Operasional dan perkembangannya
Untuk pertama kali pada bulan April 1918, KBS dibuka namun dengan membayar tanda masuk (karcis). Kemudian akibat biaya operasional yang tinggi, maka pada tanggal 21 Juli 1922 kebun botani / KBS mengalami krisis dan akan dibubarkan, tetapi beberapa dari anggotanya tidak setuju. Pada tahun ini pula. Dalam rapat pengurus diputuskan untuk membubarkan KBS, tetapi dicegah oleh pihak Kotamadya Surabaya pada waktu itu. 

Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang Restaurant memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun Binatang yang baru, dan ditunjuk W.A. Hompes untuk tinggal didalam kebun dan mengurus segala aktivitas kebun (pimpinan). Bantuan yang besar untuk kelangsungan hidup pada waktu tahun 1927 adalah dari Walikota DIJKERMAN dan anggota dewan A.Van Genrep dapat membujuk DPR Kota Surabaya untuk meraih perhatian terhadap KBS, dengan SK DPR tanggal 3 Juli 1927 dibelilah tanah yang seluas 32.000 m3 sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS). Tahun 1939 sampai sekarang luas KBS meningkat menjadi 15 hektar dan pada tahun 1940 selesailah pembuatan taman yang luasnya 85.000 m2.

Dalam perkembangannya KBS tlah berubah fungsinya dari tahun ke tahun. Kebun Binatang Surabaya yang dahulu hanya sekedar untuk tempat rekreasi telah dikembangkan fungsinya menjadi sarana perlindungan dan pelestarian, pendidikan, penelitian dan rekreasi. Binatang-binatang yang menjadi koleksi KBS dari tahun ke tahun jumlah dan jenisnya terus bertambah, baik berasal dari luar negeri maupun yang berasal dari dalam negeri.

Visi dan Misi KBS
Konservasi, pendidikan, penelitian dan rekreasi


Keunggulan KBS :

  • Letaknya yang strategis, mudah dijangkau;
  • Koleksi satwa KBS yang pernah terlengkap se-Asia Tenggara;
  • Selain satwa yang diperagakan didalam sangkar juga ada satwa yang dibiarkan bebas menghuni di kawasan flora KBS.
Jam Kunjungan :
Buka mulai pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB


HTM ( Harga Tiket Masuk ) : Rp 15.000,-

Lain-Lain

KBS adalah anggota dari PKBSI yaitu Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia. Menurut hasil kesepakatan rapat itu diputuskan kebun binatang atau zoo hanya merupakan tempat perkembangan satwa saja, sehingga nantinya atraksi-atraksi yang ada di kebun binatang lambat laun akan dihilangkan karena merupakan tindakan eksploitasi satwa